Setiap
organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu
berupaya agar para anggota atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan organisasi
dapat memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja merupakan suatu
istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada
khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.
Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan produksi
dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak dapat
diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan
organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk di
dalamnya tenaga kerja itu sendiri. Dikutip oleh Rusli Syarif ( 1991: 1 )
mengatakan bahwa “definisi produktivitas secara sederhana adalah hubungan
antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk
mencapai hasil itu. Sedangkan secara umum adalah bahwa produktivitas merupakan
ratio antara kepuasan atas kebutuhan dan pengorbanan yang dilakukan”.
Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo ( 1995: 281 ) produktivitas adalah
sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah barang dan jasa
) dengan sumber ( jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya )
yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
Sedangkan George J. Washinis ( Rusli Syarif,1991: 1 ) memberi pendapat
bahwa “Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna.
Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang
diperlukan untuk mengusahakan hasil tertertu, sedangkan hasil guna
menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan”.
Menurut profesor Luis Sabourin (Rusli Syarif,1991: 1) adalah “Rumusan
tradisional dari produktivitas total tidak lain adalah ratio dari apa yang
dihasilkan terhadap saluran apa yang digunakan untuk memperoleh hasil
tersebut.”
Menurut Mukiyat ( 1998: 481 ) bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan
dengan suatu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam
kerja rata-rata dari yang diberikan dengan proses tersebut.
Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah (J.
Ravianto,1986: 18):
a Produktivitas adalah konsep universal,
dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin
banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya.
b Produktivitas berdasarkan atas pendekatan
multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan
pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif
dan efisien namun tetap menjaga kualitas.
c Produktivitas terpadu menggunakan
keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya
untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas
secara menyeluruh.
d Produktivitas berbeda di masing-masing
negara dengan kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh
negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing
negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
e Produktivitas lebih dari sekedar ilmu
teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap
mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu
kehidupan yang baik.
Menurut Komarudin, produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang
senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik
dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak
atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini (Komarudin, 1992:121).
Sedangkan menurut Woekirno produktivitas adalah kesadaran untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang telah atau sedang berada
dalam usahanya. Pokoknya menambah kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa
yang telah dicapai (Woekirno Sumardi, 1979:3). Bambang Kusriyanto (1993) juga
memberikan pendapatnya bahwa produktivitas merupakan nisbah atau ratio antara
hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil
tersebut (input).
Menurut Sondang P Siagian, produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh
manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan
menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang maksimal (Sondang P
Siagian, 1982:15).
Menurut Handari Nawawi dan Kartini Handari, 1990:97-98). Menjelaskan secara
konkrit konsep produktivitas kerja sebagai berikut:
a. Produktivitas kerja merupakan
perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang
dikeluarkan. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh
lebih besar dari pada sumber tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.
b. Produktivitas yang diukur dari daya guna
(efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini
digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang
tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak
dapat dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui
efisiensi personal dalam pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.
Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan,
produktivitas mengandung pengertian berkenaan denagan konsep ekonomis,
filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana
keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari
esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini yang memberi dorongan untuk
berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman
pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan
dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus lebih baik dari hari ini. Cara
kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai
esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini. (Payman J.
Simanjuntak, 1987: 34-35).
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas
kerja memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan
produktivitas kerja dapat dilihat melalui cara kerja yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan dan hasil kerja yang diperoleh. Sehingga dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam produktivitas kerja terdapat unsur
pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah
unsur-unsur semangat kerja, cara kerja, dan hasil kerja.
Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh
adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja
secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian
dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai semangat
kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas
pekerjaanya. Hal ini sebagai mana dikemukakan oleh Alfred R.
Lateiner dan LE. Lavine bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh
terhadap semangat kerja yaitu kesadaran akan tanggung jawab terhadap
pekerjaanya” (Alfred R. Lateiner dan JE. Lavine, 1983: 57).
Unsur kedua dari produktivitas kerja adalah cara kerja atau metode kerja.
Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat
dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan
efisien.
Ukuran ketiga dari produktivitas kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja
merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan.
Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau
frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan
tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa produktivitas kerja pegawai dapat diukur dengan adanya semangat kerja
dari pegawai dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan selalu
berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga
akan diperoleh hasil kerja yang
memuaskan.
Dari pendapat di atas, dapat menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah
suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau
hasil kerja sesuai dengan mutu yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat
dari seorang tenaga kerja.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas
adalah sikap mental dari pekerja untuk senantiasa berkarya lebih dari apa yang
telah dan sedang diusahakan dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan dari
suatu usaha.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
a. Kemampuan dan ketangkasan karyawan
b. Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan.
c. Lingkungan kerja yang baik.
d. Lingkungan masyarakat yang baik.
e. Upah kerja.
f. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja.
g. Disiplin kerja karyawan.
h. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara.
i. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja.
j. Kebudayaan suatu negara.
k. Pendidikan dan pengalaman kerja.
l. Kesehatan dan keselamatan pekerja karyawan.
m. Fasilitas kerja.
n. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan.
2. Pengukuran produktivitas kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui
sejauhmana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan
suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam
mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan
kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah :
a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan
meliputi :
1) Kecepatan waktu kerja
2) Penghematan waktu kerja
3) Kedisiplinan waktu kerja
4) Tingkat absensi
b. Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh
sesuai produk yang diinginkan perusahaan.
Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan
mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target
dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan
pengukuran produktivitas adalah
membandingkan hasil hal-hal berikut :
a. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.
b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen
prestasi utama orang lain (Rusli Syarif, 1991:7).
Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Physical productivity
Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti
ukuran (Size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya tenaga
kerja.
b. Value productivity
Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan
nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar (J. Ravianto,
1986:21).
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam
penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan
waktu dan hasil kerja atau out put.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat
dari dua komponen yaitu:
a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan
waktu, ketepatan masuk kerja.
b. Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas,
peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar