Dalam sudut pandang perusahaan dikenal tiga macam efisiensi, yaitu:
1) Technical Efficiency yang merefleksikan kemampuan
perusahaan untuk mencapai level output yang optimal dengan menggunakan
tingkat input tertentu. Efisiensi ini mengukur proses produksi dalam
menghasilkan sejumlah output tertentu dengan menggunakan input seminimal
mungkin. Dengan kata lain, suatu proses produksi dikatakan efisien secara
teknis apabila output dari suatu barang tidak dapat lagi ditingkatkan
tanpa mengurangi output dari barang lain.
2) Allocative Efficiency, merefleksikan kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan struktur
harga dan tekhnologinya. Terminologi efisiensi Pareto sering disamakan dengan
efisiensi alokatif untuk menghormati ekonom Italia Vilfredo Pareto yang
mengembangkan konsep efficiency inexchange. Efisiensi Pareto mengatakan
bahwa input produksi digunakan secara efisien apabila input tersebut
tidak mungkin lagi digunakan untuk meningkatkan suatu usaha tanpa menyebabkan
setidak-tidaknya keadaan suatu usaha yang lain menjadi lebih buruk. Dengan kata
lain, apabila input dialokasikan untuk memproduksi output yang
tidak dapat digunakan atau tidak diinginkan konsumen, hal ini berarti input tersebut
tidak digunakan secara efisien.
3) Economic Efficiency, yaitu kombinasi antara efisiensi teknikal dan
efisiensi alokatif. Efisiensi ekonomis secara implisit merupakan konsep least
cost production. Untuk tingkat output tertentu, suatu perusahaan
produksinya dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut
menggunakan biaya dimana biaya per unit dari output adalah yang paling minimal.
Dengan kata lain, untuk tingkat output tertentu, suatu proses produksi
dikatakan efisien secara ekonomi jika tidak ada proses lainnya yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat output tersebut pada biaya per unit
yang paling kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar