Dalam DEA, efisiensi dinyatakan dalam rasio antara
total input dengan total output tertimbang. Dimana setiap unit kegiatan ekonomi
diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel input maupun variable
output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan yaitu
(Silkman, 1986; Nugroho, 1995; Ari Wibowo, 2004; Lendro Kurniawan, 2005):
1.
Bobot tidak boleh negatif
2.
Bobot harus bersifat universal atau tidak menghasilkan indikator efisiensi yang
di atas normal atau lebih besar dari nilai 1, bilamana dipakai unit kegiatan
ekonomi yang lainnya.
Angka efisiensi yang diperoleh dengan model DEA
memungkinkan untuk mengidentifikasi unit kegiatan ekonomi yang penting
diperhatikan dalam kebijakan pengembangan kegiatan ekonomi yang dijalankan
secara kurang produktif.
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, suatu perusahaan yang
rasional akan selalu berupaya untuk memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya.
Sejalan dengan ini, perusahaan yang rasional akan selalu meningkatkan kapasitas
produksinya sampai diperoleh suatu nilai keseimbangan profit yang maksimal dalam
marginal revenue (sebagai fungsi output) masih melebihi marginal cost
(sebagai fungsi input). Sehingga perusahaan-perusahaan haruslah sensitif
terhadap isu yang berhubungan dengan “skala hasil” (yang umum disebut dengan return
to scale). Suatu perusahaan akan memiliki salah satu dari kondisi return
to scale, yaitu increasing return to scale (IRS), constant return
to scale (CRS) dan decreasing return to scale (DRS) (Erwinta
Siswandi dan Wilson Arafat, 2004).
Dalam perkembangannya, metode DEA pun tentu terdapat
kelebihan dan kekurangannya, dalam konteks pengukuran efisiensi sebuah
industri. Secara singkat, berbagai keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah:
a.
Keunggulan DEA
1.
Bisa menangani banyak input dan output
2.
Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.
3.
Unit Kegiatan Ekonomi dibandingakan secara langsung dengan sesamanya.
4.
Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel
input-output dari setiap sampelnya.
5.
Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.
b.
Keterbatasan DEA
1.
Bersifat simple specific
2.
Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa berakibat
fatal.
3.
Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan
produktivitas absolut.
4.
Uji hipĆ³tesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar