Menurut
Bauer et. al. (1998), beberapa tahun
terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan lebih difokuskan kepada frontier efficiency atau x-efficiency,
yang mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan ”best practice” atau berlaku umum pada frontier
efisiennya. Jadi, efisiensi frontier
dari suatu lembaga keuangan diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan
tersebut relatif terhadap perkiraan kinerja lembaga keuangan ”terbaik” dari
industri tersebut, dengan catatan semua lembaga keuangan tersebut menghadapi
kondisi pasar yang sama.
Frontier efficiency cukup superior bagi sebagain besar standar rasio
keuangan dari laporan keuangan—seperti return
on aset atau cost/revenue ratio –
yang umumnya digunakan oleh regulator, manager lembaga keuangan, atau konsultan
industri dalam mengevaluasi kinerja keuangan. Frontier efficiency superior karena ukuran dari frontier efficiency menggunakan teknik
pemrograman atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan di dalam
harga input dan faktor pasar eksogen
lainnya yang mempengaruhi kinerja standar (rasio) dalam rangka untuk
mendapatkan estimasi yang terbaik berdasarkan kinerja dari para manager.
Frontier efficiency digunakan secara lebih luas di dalam analisis
regulasi untuk mengukur pengaruh dari merger dan akuisisi, regulasi modal,
deregulasi suku bunga deposito, dan pergeseran restriksi geografis pada cabang
dan holding dari perusahaan akuisisi.
Keuntungan yang paling utama dari indikator ini dibandingkan dengan indikator lainnya
adalah bahwa indikator ini mengukur secara obyektif kuantitatif dengan
menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang
mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.
Dua puluh
tahun terakhir, cukup banyak pendekatan frontier
yang ditemukan dalam mengevalusi kinerja keuangan yang berbeda, baik dari
asumsi, bentuk frontier, keberadaan random error, maupun (jika random error
dibenarkan) dari asumsi distribusi jika terjadi ketidakefisienan. Adapun
pendekatan tersebut dapat dibedakan menjadi pendekatan parametrik dan
pendekatan nonparametrik.
Pendekatan Parametrik dan Nonparametrik
Pendekatan parametrik melakukan pengukuran dengan menggunakan ekonometrik
yang stokastik dan berusaha untuk menghilangkan gangguan dari pengaruh ketidakefisienan.
Ada tiga pendekatan parametrik ekonometrik, yaitu: 1) Stochastic Frontier Approach (SFA); 2) Thick Frontier Approach (TFA); dan 3)
Distribution-free Approach (DFA).
Sementara itu, pendekatan nonparametrik dengan program
linier (Nonparametric Linear Programming
Approach) melakukan pengukuran nonparametrik dengan menggunakan pendekatan
yang tidak stokastik dan cenderung ”mengkombinasikan” gangguan dan
ketidakefisienan. Hal ini dibangun
berdasarkan penemuan dan observasi dari populasi dan mengevaluasi efisiensi
relatif terhadap unit-unit yang diobservasi. Pendekatan ini dikenal sebagai Data Envelopment Analysis (DEA). DEA
adalah suatu teknik pemrograman matematika yang mengukur tingkat efisiensi dari
unit pengambil keputusan (UPK) atau decision-making unit relatif terhadap UPK yang sejenis ketika semua unit-unit ini
berada pada atau dibawah ”kurva” efisien frontiernya.
Pendekatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada
tahun 1978. Semenjak itu penerapan pendekatan ini semakin berkembang. (Cevdet et.al., 2000). Pemrograman
linier sangat tergantung kepada populasi yang dijadikan sampel sehingga
cenderung jauh dari kesalahan spesifikasi (Lovell, 1993). Selanjutnya, kinerja
dari suatu UPK sangat relatif terhadap UPK lainnya, khususnya yang menyebabkan
ketidakefisienan. Pendekatan ini juga dapat melihat bagaimana suatu UPK itu
melakukan penyempurnaan kinerja keuangannya sendiri sehingga menjadi efisien.
Metode Pengukuran Efisiensi
|
Non-parametrik
|
Parametrik
|
Data Envelopment Analysis
|
Free Disposal Hull
|
Stochastic Frontier Approach
|
Thick Frontier Approach
|
Distribution-free Approach
|
Keuntungan dari penggunaan DEA adalah bahwa pendekatan ini tidak memerlukan
spesifikasi yang eksplisit dari bentuk fungsi dan hanya memerlukan sedikit
struktur untuk membentuk frontier
efisiensinya. Kelemahan yang mungkin muncul
adalah ”self identifier” dan ”near self identifier”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar