Minggu, 07 Februari 2016

Konsep Produktivitas dalam DEA

Konsep produktivitas pada dasarnya merupakan hubungan antara output dan input dalam sebuah proses produksi. Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun secara total. Produktivitas parsial merupakan hubungan antara output dengan satu input. Contoh produktivitas parsial yang lazim digunakan adalah produktivitas tenaga kerja yang menunjukkan rata-rata output per tenaga kerja, demikian juga produktivitas capital yang menggambarkan rata-rata output per capital.
Produktivitas total atau biasa disebut dengan Total Factor Productivity (TFP) mengukur hubungan antara outputdengan beberapa input secara bersama-sama. Hubungan tersebut dinyatakan dalam rasio dari indeks output terhadap indeks input agregat. Jika rasio meningkat berarti lebih banyak output dapat diproduksi menggunakan jumlah input tertentu, atau sejumlah output dapat diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input.
Dalam pengukuran produktivitas, yang paling banyak dipakai adalah metode total factor productivity (TFP). Metode ini dipakai untuk mengatasi kelemahan perhitungan efisiensi yang lebih dari satu input dan satu output. TFP diukur dengan menggunakan angka indeks yang dapat mengukur perubahan harga dan kuantitas sepanjang waktu. Selain itu, TFP juga mengukur perbandingan dan perbedaan antar entitas.
Indeks TFP ab mengukur perubahan nilai output sejumlah N terpilih dari periode “a” ke “b” dimana p mewakili harga output. Indeks yang sering digunakan untuk mengukur TFP adalah Indeks Malmquist, Indeks Laspeyres, Indeks Pasche, Indeks Fisher dan Indeks Tornqvist. Mayoritas dalam penelitian, yang digunakan untuk menghitung tingkat produktivitas (TFP) adalah Indeks Malmquist (Rusydiana, 2016).


Rabu, 03 Februari 2016

Analisis DEA [Advance]

Dalam metode Data Envelopment Analysis (DEA), analisis utama adalah pengukuran tingkat efisiensi DMU yang menjadi objek penelitian. Selanjutnya, yang paling banyak dianalisis dalam literatur-literatur DEA adalah terkait potential improvement atau potensi-potensi perbaikan bagi DMU yang tidak efisien. DI luar itu, sesungguhnya banyak sekali sub-sub analisis terkait DEA yang sangat bermanfaat dalam penelitian. Berikut di bawah ini adalah beberapa analisis DEA yang bersifat "basic" hingga yang sifatnya "advance".

Skor Efisiensi. Analisis Return to Scale. Increasing Return to Scale (IRS). Decreasing Return to Scale (DRS). Unit Details per DMU. Potensi perbaikan. Slack. Target. Reference Comparison. Kontribusi Reference. Kontribusi Input Output. Reference Frequencies. Plot Efisiensi. Total Potential Improvement/Improvement Summary. Distribusi skor efisiensi. 

Indeks Produktivitas Malmquist. Analisis Window. DEA dua tahap. Cost Efficiency. Profit Efficiency. Model SBM. Super efisiensi. Analisis sensitivitas DEA. Analisis kuadran. Analisis stabilitas efisiensi. DEA untuk forecasting. DEA tiga tahap. Bootstraping DEA. Network DEA. DEA Dinamis. 40+ Model DEA.


Branch Network Evaluation using Data Envelopment Analysis